Senin, 09 Januari 2012

MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN



“ MOTIVASI DALAM BELAJAR ”

1.Motivasi dalam Belajar
Dalam perilaku dalam belajar terdapat motivasi dalam belajar. Motivasi belajar ada yang intrinsik atau ekstrinsik, penguata motivasi-motivasi belajar tersebit berada ditangan guru atau pendidik dan anggota masyarakat lain. Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat motivasi belajar selama minimun 9 tahun  pada usia wajib belajar orang tua bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat. Ulama sebagai pendidik juga bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
a.Motivasi belajar dalam kerangka rekayasa pedagogis baru dan emansipasi kemandirian siswa sepanjang hayat.
Ø      Guru adalah pendidik yang berperanan dalam rekyasa pedagogis. Ia menyusun desain pembelajaran dan dilaksanakan dalam proses belajar- mengajar guru bertindak membelajarkan siswa yang memiliki motivasi intrinsik.
Ø      Siswa adalah pembelajar yang paling berkepanjangan dalam menghayati belajar.
Ø      Dalam proses belajar – mengajar, guru melakukan tindakan mendidik seperti : memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum, atau memberi nasehat.
Ø      Dengan belajar yang bermotifasi, siswa memperoleh hasil belajar.
Ø      Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera dapat di ukur, yang terwujud dalam nilai rapor, njlai ebtanas, nilai ijazah atau transkip IP.
Ø        Dampak pengirim adalah unjukrasa siswa setalah merekalu;us ujian atau merupakan transfer hasil belajar di sekolah.
Ø      Setelah siswa lulus sekolah sekurang-kurangnya selesai wajib belajar 9 tahun
Ø      Dengan memprogram belajar sendri secara bersinambungan, maka ia memproleh hasil belajar atas tanggung jaawb sendiri.
b . Unsusr – unsur yang mempengaruhi motifasi belajar
1.      Cita – cita atau apresiasi siswa
Motifasi belajar tampak pada keinginan anak kecil. Seperti keinginan belajar berjalan makan – makanan yang bergizi dll.
2.      Kemampuan siswa
Keinginana seorang anak perlu di iringi dengan kemampuan membaca perlu di iringi dengan kemampuan mengenal dan mengucapakan bunyi huruf.

3.      Kondisi siswa
Kondisi siswa yang mengikuti kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motifasi belajar. Seseorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah – marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seoarang yang sehat kenyang dan  gembira akan memusatkan perhatian.
4.      Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sebaya dan kehidupan masarakat.
5.      Unsur – unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, keinginan, dan fikiran yang mengalami perubahan dalam pengalaman hidup.
6.      Upaya guru dalam mendidik siswa
Guru adalah seorang pendidik profesional. Yang bergaul setiap hari dengan puluahan atau ratusan siswa.

c. upaya meningkatkan motifasi belaja
1.      Optimalisasi penerapan fungsi belajar
Prilaku belajar siswa menjadi pola umum. Sejak 6 tahun siswa masuk sekolah selama lima – enam jam sehari. Sekurang- kurangnya tiap siswa mengalami belajar di sekolah Selama 9 tahun. Siswa akan menyadari bahwa bermain, belajar sungguh- sungguh, pemberian motivasi belajar, belajar giat, istirahat kemudian belajar kembali.
2.      Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
Seorang siswa akan belajar dengan seutuh pribadinya. Perasaan , kemauan, pikiran, perhatian, fantasi dan kemauan lainnya yang tetuju pada belajar.
3.      Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemauan siswa
Perilaku belajar siswa merupakan rangkaian tindak- tindak belajar setiap hari . perilaku belajar setiap hari bertolak dari jadwal pelajaran sekolah.
4.      Pengembangan cita – cita dan aspirasi belajar
Belajar di sekolh sudah menjadi pola umum disekolah kehidupan warga masyarakat diindonesia. Belajar sudah dijadikan alat hidup. Oleh karena itu warga masyarakat menambakan agar anak- anaknya memperoleh tempat belajar disekolah yang baik.
2. Pengertian Motivasi dan Pentingnya Motivasi

Ø      Motivasi berasal dari kata inggris ( motivation) yang berarti dorongan.
Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu gunanuntuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ø      Pentingnya motivasi
Secara konseptional motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan belajar. Pembelajaran yang tinggi motivasi, umumnya tinggi pula perolehan belajarnya. Sebaliknya, pembelajaran yang rendah motivasinya , maka rendah pula perolehan belajarnya.

“ HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN “

1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.
a.       Ciri – ciri belajar dan pembelajaran
Belajar yaitu merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri.
Siswa yaitu penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada disekitar sekolah. Lingkungan yang dipelajari  oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikanbahan belajar.
b.      Tujuan belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan peristiwa sehari – hari di sekolah. Belajar meupakan hal yang komplek. Kompleksitas belajar tersebut dapat di pandang dari dua subjek yaitu dari siswa dan dari guru.
1.      Dari segi siswa melajar mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan hewan, tumbuh – tumbuhan, manusai dan bahan yang telah terhimpun dalam buku – buku pelajaran
2.      Dari segi guru proses blajar tersebut dapat di amati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal siswa yang dapat di amati, yapi dapat di pamahami oleh guru. Proses belajar tersebut tampak lewat prilaku siswa dalam memaham bahan belajar prilaku pelajar tersebut tampak dari tindak – tindak belajar tentanng matematika, kesusastraan, olahraga, kesenian dan agama. Prilaku belajar tersebut merupakan respon siswa terhadap tindak belajar atau tindak pembelajaran dari guru.
“ KASUS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ”

Pada studi kasus dengan fleksibilitas gaya belajar dan pembelajaran merupakan suatu pembelajaran dengan belajar menggunakan studi kasus, siswa diberikan suatu masalah atau kasus, mereka dilatih untuk mengidentifikasi kasus tersebut dan mencari jalan keluar terbaik untuk masalah tersebut namun dengan caranya sendiri dan dengan gaya belajar yang mereka sukai. Banyak pembelajar yang kelihatannya apatis akan menjadi lebih antusias ketika pembelajaran disampaikan dan dilakukan dalam gaya yang lebih mereka sukai. Dengan memberikan variasi yang terus menerus dan memaparkan kepada para pembelajar dengan berbagai macam gaya pembelajaran, paparan tersebut akan membantu mereka menjadi pembelajar yang fleksibel. Kita juga dapat menciptakan opsi bagi pembelajar supaya mereka terberdayakan untuk belajar secara efektif dan efisien. Dengan gaya yang lebih mereka sukai. dengan begitu dalam prosesnya mencari jalan keluar dari masalah yang diberikan kepada mereka, peserta didik akan mengalami masa dimana mereka harus berpikir kritis dan keras untuk menemukan solusi dari kasus yang mereka terima. Secara tidak langsung otak mereka akan terberdayakan kreatifitasnya untuk mengatasi masalah.
Penerapan studi kasus dengan fleksibilitas gaya belajar dan pembelajaran ini sebagai contoh misalnya dengan langkah-langkah sebagai guru kita harus memulai kelas dengan cara yang menimbulkan gairah belajar bagi anak didik, misalnya dengan menanyakan kabar mereka hari ini, menciptakan suasana kelas senyaman mungkin dan tidak membosankan, bernyayi bersama sebagai pengantar ke dalam materi yang akan diajarkan hari itu, berusaha seramah mungkin dengan anak didik. Hal-hal tersebut akan membangkitkan pikiran-pikiran positif di benak peserta didik. Kemudian masuk ke dalam materi, peserta didik dibebaskan mencari dan menerima materi yang akan diajarkan, kemudian memberikan masalah kepada peseta didik (mengapa tumbuhan tidak berpindah tempat, apakah tumbuhan dapat menerima rangsang dan masalah-masalah lainnya), mereka akan mencari dan menjawab masalah-masalah tersebut dengan cara dan gaya belajar yang mereka sukai hingga mereka akan berkreatif menemukan solusi yang memuaskan atau rasa ingin tahu mereka.
Pembelajaran yang seperti ini juga memiliki kekurangan. Karena apabila pembelajaran seperti ini diterapkan, guru harus mencurahkan perhatiannya sepenuhnya kepada masing-masing individu karena tentunya gaya belajar siswa satu dengan yang lainnya berbeda dan semua peserta didik juga membutuhkan bimbingan dari guru, jadi mungkin akan memakan banyak waktu dan biaya kerena menuntut peralatan yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas untuk memenuhi gaya belajar dari setiap masing-masing siswa. Dan pembelajaran seperti ini akan memanjakan siswa yang malas menerima dan menyelesaikan tugas, karena mereka merasa diberi kebebasan dalam menyelesaikan tugas dan mereka bisa semaunya sendiri dalam mengerjakan tugas. Pada intinya siswa yang malas akan semakin malas karena adanya kebebasan dalam belajar.
Akan tetapi menurut saya pembelajaran seperti ini memiliki banyak kelebihan, pembelajar akan dengan senang hati menerima materi dan tugas karena mereka diberi kebebasan untuk menyelesaikannya dengan gaya belajar yang mereka kuasai namun dapat melatih otak mereka untuk berfikir secara kritis dan kreatif tanpa rasa tertekan dan keterpaksaan. Pembelajaran seperti ini juga dapat membuat siswa terpusat perhatiaanya pada objek materi yang diajarkan, siswa dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya dalam menyelesaikan masalah. Maka diharapkan dengan begitu akan mencapai hasil yang maksimal. Selain itu juga diantara guru dan siswa  dengan siswi dapat tercipta hubungan saling mengharagai gaya belajar dan pembelajaran masing-masing.
 “ KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS “

1.Hakikat mengelola kelas
Ø      Pengelola kelas ( classroom management ) berdasarkan pendekatannya diklasifikasikan tiga pengertian, yaitu:
a.       Pendekatan otoriter ( outoriter yapproach)
b.      Pendekatan permisif ( permissive approach)
c.       Pendekatan modifikasi tingkah laku.
Pengertian :
a.Pendekatan otoriter adalah kegiatan pendidik untuk mengontrol tingkah laku peserta didik, pendidik berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplinan kelas.
b.Pendekatan pirmisif adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Peran pendidik adalah bagai mana menciptakan kondisi peserta didik merasa aman untuk melakukan aktifitas didalam kelas.
c. Pendekatan modifikasi tingkah laku adalah pendekatan yang didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku yaitu upaya pendidik untuk mengembangkan dan memfasilisasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari pesert didik dan berusaha memaksimalkan mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh peserta didik.

2. Pengelolaan dan pembelajaran
a. Pengelolaan dan pembelajaran berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama untuk tujuan pencapaian pembelajaran.
b. Pengelolaan pada aspek pengaturan ( management) lingkungan pembelajaran.
c. Pembelajaran (intruction) penekanannya pada aspek mengelola atau memproses materi pembelajaran.

3. Komponen-komponen pengelolaan kelas
Modul tindakan meliputi:
a.Preventif
·        Upaya disini yang dilakukan mungkin yang dilakukan oleh pendidik untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran.
·        Tanggap atau peka, kemauan pendidik merespon perilaku atau aktifitas yang dianggap akan menganggu pembelajaran.
·        Perhatian, selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktiftas  lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul.
b.Refresif
·       Kemampuan pendidik untuk mengatasi, mencari dan menentu solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajan.
c.Modifikasi tingkah laku
·       Modifikasi tingkah lakuyaitu tingkah laku dapat di amati.
·       Pengelolaan kelompok yaitu menangani permasalah hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan berbagai komponen atau unsur yang terikat.
·       Diagnosis yaitu yang akan keterampilan untuk mencari penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang akan menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajan.

4.Peran pendidik
·        Mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungan.
·        Membangun pemahaman peserta didik agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya tentang  tata tertib kelas.
·        Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas dan tingkah laku yang sesuai dengan aktifitas kelas.
5.Hal-hal yang harus dihindari
·        Campur tangan yang berlebihan
·        Kesenyapan
·        Ketidaktepatan
·        Penyimpangan
·        Bertele-tele.


“ PERCAYA DIRI “

1.Pengertian percaya diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki penghargaan yang realitas. Bahkan,ketika harapan mereka tidak terwujud mereka tetap berfikiran positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam kamus istilah bimbingan dan konseling (2005:87). Percaya diri adalah kondisi mental psikologia dari diri seseoarnguntuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep dari negatif kurang percaya diri pada kemampuannya karena itu sering menutup diri.
Percaya diri terbagi atas empat bagian yaitu:
1.Self- concept : bagaimana anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda melihat potret diri anda secara keseluruhan.
2. Self- esteem : sejauh mana punya perasaan positif  terhdap diri anda, sejauh mana ada sesuatu yang anda rasakan ternilai atau berharga dai diri anda, sejauh mana anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai , bermanfaat atau berharga didalam diri anda.
3.Self-  efficacy : sejauh mana anda punya keyakinan atas kapasitas yang anda miliki untuk dapat menjalankan tugas atau menangani perasaan dengan hasil yang bagus ( to succeed) ini yang disebut dengan generasi self-efficacy. Atau sejauh mana anda menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4.Self- confidence: sejauh mana anda punya keyakinan terhadap penilaian anda atas kemampuan, dan sejauh mana anda bisa merasakan adanya “ kepantasan “ untuk berhasil self – confidence ini adalahkombinsi dari self estem dan self- efficacy ( james mell 2005 ).

2. Orang yang memiliki percaya diri yang rendah cenderung  maka akan :
a. Tidak memili sesuatu ( keinginan, tujuan, target ) yang diperjuangkan secra sungguh – sungguh.
b. Tidak memiliki keputusan yang melangkah yang decissive ( ngambang ).
c. Mudah prustasi ( give – up ) ketika menghadapi masalah atau kesulitan.
d. Kurang termotivasi dalammotivasi untuk maju, balas – membalas atau sungguh - sungguh.


“ KECERDSAN GANDA “

1.Pengertian
Kecerdasan ganda secara konsepsi merupakan kecerdasan intelektual yang tidak dapat dipisahkan  dengan konsepsi tentang hakikat manusia ( human nature ) dan terikat dengan adanya keunukan manusia secara individu yang berbeda antara satu dengan yang lain ( individul difference ).
Teori perbedaan individu ini telah melahirkan intelligence Quotient ( 1Q ). Yang secara matematis dioperasionalisasikan oleh teman ahli psikologi, beliau menyusun 1Q sebagai perbandingan antara kemampuan berdasarkan umur mental  dengan umur kronologinya. Nilai sebagai perbandingan tersebut sebagai biji kecerdasan relatif.
2.Kecerdasan ganda meliputi antara lain sebagai berikut :
a. Kecerdasan emosional
Faktor 1Q hanya berpengaruh sebesar 20% saja sebagai faktor determain keberhasilan sesorang, sementara itu 80% dipengaruhi oleh faktor – faktor lainnya. Termasuk antara pengendalian diri, semangat, ketekunan dan kemampuan untuk motivasi diri sendiri.
b.Kecerdasan spiritual
Kecerdasan spritual yaitu hubungan manusia dengan tuhannya ( sang pencipta ). Nilai – nilai rohaniah seperti :keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan. Serta hal – hal yang terikat dengan hubungan vertikal antara mahluk dengan sang pencipta dan terkait dengan religiousitas merupakan unsur- unsur yang erat kaitannya dengan kecerdasan spiritual.
Aspek yang penting dalam kecerdasan spiritual adalah sebagai berikut :
a.Keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan
b.Kesabaran dalam menerima kodrat dari tuhan
c.Mampu mlaksanakan amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari.
3.Kecerdasan motivasi
Motivasi adalah alasan atau keinginan untuk melakukan kegiatan tertentu. Motivasi seseorang ada yang rendah dan ada yang tinggi, dan ada pula motivasi yang lebih dipengaruhi oleh faktor intern ( dalam ) dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor ekstern ( luar ).
Kecerdasan motivasi mementingkan upaya meningkatkan kemampuan dan kesadaran diri dengan mengarahkan dan memanfaatkan faktor dari luar. Motivasi terkait dengan kepedulian atau komitmen. Commitment atau komitmen lebih berupa “ a pledge” artinya janji atau sumpah. Terutama kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan. Komitmen dapat sebagai diri sendiri maupun bersama. Seseorang yang memiliki motivasi yang kuat, kemudian menjadi komitmen yang kuat, ia akan berusaha sekuat tenagadan bekerja kers untuk mencapai tujuan yang telah menjadi cita-cita organisasinya.
Kecerdasan motivasi telah disinggungdalam uraian yang berkenaan dengan semangat dalam kecerdasan emosional yaitu:
1.Chailenge yaitu harus dapat menggunakan tantangan menjadi peluang.
2.Competition yaitu dapat memeliki etos kerja untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
3.Change yaitu seseorang harus berani mengubah suatu cara atau sistem yang dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman.
Dengan kata lain orang yang memiliki motivasi yang tinggi pada hakikatnya hrus siap dalam menerima perubahan.

CERPEN



Persahabatan

Pagi hari saat aku terbangun, tiba-tiba ada seseorang memangil namaku yaitu ibu membangunkan ku untuk bergegas mempersiapkan peralatan untuk  pergi ke sekolah. Setelah aku  selesai mempersiapkan peralatan sekolah ku, tiba-tiba dwy sahabat ku sudah menghampiri ku untuk berangkat menuju kesekolah.
Setelah itu kami berangkat dengan mengendarai sepeda motor karena tempat kami menuntut ilmu jauh dari tempat tinggal kami, jadi kami pun berangkat pukul 6.30. Pada waktu kami sedang berada diperjalanan tiba-tiba cuaca berubah menjadi mendung kemudian tidak berapa lama kemudian turun hujan dan tidak ada tempat untuk berteduh. Saya dan sahabat sayapun bingung mau kembali lagi ketempat tinggal kami sudah jauh, kami berada ditengah-tengah perjalanan yang serba jauh dari tempat perteduhan jadi saya dan sahabat sayapun tetap melanjutkan perjalanan kesekolah.
Tak lama kemudian, saya dan sahabat saya sudah sampai disekolah dengan keadaan pakaian yang basah, tidak kami saja yang keadaan seperti ini ada juga sebagian teman saya yang kehujanan diperjalanan. Dengan keadaan seperti ini guru sayapun memberi dispensasi untuk tidak mengikuti proses dalam belajar dan guru sayapun mempersilahkan untuk pulang kerumah karena dengan keadaan kami  yang sangat mengkhawatirkan  dan guru sayapun berkata” trisna dan dwy serta semua yang kondisi baju yang basah karena kehujanan ibu memberi dispensasi untuk tidak mengikuti proses dalam belajar hari ini karena dengan keadaan kalian yang serba basah, kalau kalian memaksakan untuk mengikuti pelajaran  kalianpun tidak kosentrasi  jadi ibu serta izin kepala sekolah kalian diperbolehkan pulang untuk mengganti pakaian kalian, hati-hati kalian diperjalanan ya......!!”
Setelah itu kami permisi pulang dan mengucapkan terimakasih atas dispensasi yang telah diberikan kepada kami. Pada saat di perjalanan dwy yang mengonceng saya naik sepedah motor, pada saat itu dwy memberikan hp dia kepada saya karena takut terkena air hujan lagi, pada saat diperjalanan dan dengan keadaan masih mengendarai sepedah motor. Ternyata didepan motor ada batu besar  dwy pun tidak melihat kami berteriak akhirnya kamipun terpelantig jatuh, keadaan dwy ditimpa oleh  honda karena dia yang didepan sedangkan saya terpelanting kedepan karena  posisi saya pada saat naik kendaraan dibonceng oleh sahabat saya. Setelah itu sayapun tidak menyadarkan diri, setelah saya sadar, saya merasakan sakit pada bagian lengan kanan saya dan saya bertanya kepada orang tua saya mengapa tangan saya sakit? Setelah itu orang tua saya mencoba untuk menenangkan saya, menjawab tidak ada masalah dengan tangan trisna Cuma tulang sebelah kanan trisna geser. Setelah itu sayapun untuk berusaha sabar dan menahan rasa sakit pada bagian tangan kanan saya.

Setelah itu dwy menghampiri saya dengan kondisi alhamdulilah lumayan baik, dan sahabat sayapun menangis dan meminta maff atas kecerobohan  dalam mengendarai sepedah motor, sayapun berkata semua ini bukan atas kesalahan mu saja sahabat tetapi ini kesalahan kita karena kurang hati-hati dan sudah takdir dari Allah Swt. Setelah itu kami saling memaffkan dan saling berpelukan.


CERITA TEMAN SEKELAS



Pada lokal 3A, pada lokal ini banyak sekali teman-teman saya yang begitu baik.Serta teman-teman saya dilokal 3A ini sering pengertian, canda dan tawa kami rasakan bersama. Tetapi terkadang pada saat proses belajar dikelas ada sebagian  teman saya yang tidak memperhatikan pada saat dosen sedang menerangkan suatu materi, bahkan ada yang ribut dan ada  pula yang bermain hp.
Pada saat itu ada teman yang sedang persentasi makalah didepan kelas ada juga sebagian teman yang tidak memperhatikan dan menghargai  pada saat persentase berlangsung, itulah terkadang saya sangat kesal dengan tingkah laku teman yang tidak serius dalam proses belajar diruang kelas. Seharusnya kita sadar bahwa kita semua adalah calon pengajar(guru) disekolah. Oleh karena itu kita harus belajar dari sekarang untuk lebih serius dalam proses belajar, ada saatnya kita bercanda dan serius akan tetapi melihat terlebih dahulu kondisinya, apabila kita sedang proses belajar ikutilah dengan benar dan betul-betul memahami suatu materi.
Nanti kita akan terasa apabila kita sudah menjadi seorang guru, apa bila kita sedang mengajarkan suatu materi kepada peserta didik kemudian peserta didik kita ribut dan tidak memperhatikan sama sekali pasti kita akan merasa kecewa. Oleh karena itu mulailah kita menghargai dosen serta  teman dalam proses belajar mengajar dengan baik.



MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


“ MOTIVASI DALAM BELAJAR ”

1.Motivasi dalam Belajar
Dalam perilaku dalam belajar terdapat motivasi dalam belajar. Motivasi belajar ada yang intrinsik atau ekstrinsik, penguata motivasi-motivasi belajar tersebit berada ditangan guru atau pendidik dan anggota masyarakat lain. Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat motivasi belajar selama minimun 9 tahun  pada usia wajib belajar orang tua bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat. Ulama sebagai pendidik juga bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
a.Motivasi belajar dalam kerangka rekayasa pedagogis baru dan emansipasi kemandirian siswa sepanjang hayat.
Ø      Guru adalah pendidik yang berperanan dalam rekyasa pedagogis. Ia menyusun desain pembelajaran dan dilaksanakan dalam proses belajar- mengajar guru bertindak membelajarkan siswa yang memiliki motivasi intrinsik.
Ø      Siswa adalah pembelajar yang paling berkepanjangan dalam menghayati belajar.
Ø      Dalam proses belajar – mengajar, guru melakukan tindakan mendidik seperti : memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum, atau memberi nasehat.
Ø      Dengan belajar yang bermotifasi, siswa memperoleh hasil belajar.
Ø      Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera dapat di ukur, yang terwujud dalam nilai rapor, njlai ebtanas, nilai ijazah atau transkip IP.
Ø        Dampak pengirim adalah unjukrasa siswa setalah merekalu;us ujian atau merupakan transfer hasil belajar di sekolah.
Ø      Setelah siswa lulus sekolah sekurang-kurangnya selesai wajib belajar 9 tahun
Ø      Dengan memprogram belajar sendri secara bersinambungan, maka ia memproleh hasil belajar atas tanggung jaawb sendiri.
b . Unsusr – unsur yang mempengaruhi motifasi belajar
1.      Cita – cita atau apresiasi siswa
Motifasi belajar tampak pada keinginan anak kecil. Seperti keinginan belajar berjalan makan – makanan yang bergizi dll.
2.      Kemampuan siswa
Keinginana seorang anak perlu di iringi dengan kemampuan membaca perlu di iringi dengan kemampuan mengenal dan mengucapakan bunyi huruf.

3.      Kondisi siswa
Kondisi siswa yang mengikuti kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motifasi belajar. Seseorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah – marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seoarang yang sehat kenyang dan  gembira akan memusatkan perhatian.
4.      Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sebaya dan kehidupan masarakat.
5.      Unsur – unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, keinginan, dan fikiran yang mengalami perubahan dalam pengalaman hidup.
6.      Upaya guru dalam mendidik siswa
Guru adalah seorang pendidik profesional. Yang bergaul setiap hari dengan puluahan atau ratusan siswa.

c. upaya meningkatkan motifasi belaja
1.      Optimalisasi penerapan fungsi belajar
Prilaku belajar siswa menjadi pola umum. Sejak 6 tahun siswa masuk sekolah selama lima – enam jam sehari. Sekurang- kurangnya tiap siswa mengalami belajar di sekolah Selama 9 tahun. Siswa akan menyadari bahwa bermain, belajar sungguh- sungguh, pemberian motivasi belajar, belajar giat, istirahat kemudian belajar kembali.
2.      Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
Seorang siswa akan belajar dengan seutuh pribadinya. Perasaan , kemauan, pikiran, perhatian, fantasi dan kemauan lainnya yang tetuju pada belajar.
3.      Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemauan siswa
Perilaku belajar siswa merupakan rangkaian tindak- tindak belajar setiap hari . perilaku belajar setiap hari bertolak dari jadwal pelajaran sekolah.
4.      Pengembangan cita – cita dan aspirasi belajar
Belajar di sekolh sudah menjadi pola umum disekolah kehidupan warga masyarakat diindonesia. Belajar sudah dijadikan alat hidup. Oleh karena itu warga masyarakat menambakan agar anak- anaknya memperoleh tempat belajar disekolah yang baik.
2. Pengertian Motivasi dan Pentingnya Motivasi

Ø      Motivasi berasal dari kata inggris ( motivation) yang berarti dorongan.
Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu gunanuntuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ø      Pentingnya motivasi
Secara konseptional motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan belajar. Pembelajaran yang tinggi motivasi, umumnya tinggi pula perolehan belajarnya. Sebaliknya, pembelajaran yang rendah motivasinya , maka rendah pula perolehan belajarnya.
















“ HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN “

1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.
a.       Ciri – ciri belajar dan pembelajaran
Belajar yaitu merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri.
Siswa yaitu penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada disekitar sekolah. Lingkungan yang dipelajari  oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikanbahan belajar.
b.      Tujuan belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan peristiwa sehari – hari di sekolah. Belajar meupakan hal yang komplek. Kompleksitas belajar tersebut dapat di pandang dari dua subjek yaitu dari siswa dan dari guru.
1.      Dari segi siswa melajar mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan hewan, tumbuh – tumbuhan, manusai dan bahan yang telah terhimpun dalam buku – buku pelajaran
2.      Dari segi guru proses blajar tersebut dapat di amati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal siswa yang dapat di amati, yapi dapat di pamahami oleh guru. Proses belajar tersebut tampak lewat prilaku siswa dalam memaham bahan belajar prilaku pelajar tersebut tampak dari tindak – tindak belajar tentanng matematika, kesusastraan, olahraga, kesenian dan agama. Prilaku belajar tersebut merupakan respon siswa terhadap tindak belajar atau tindak pembelajaran dari guru.







“ KASUS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ”

Pada studi kasus dengan fleksibilitas gaya belajar dan pembelajaran merupakan suatu pembelajaran dengan belajar menggunakan studi kasus, siswa diberikan suatu masalah atau kasus, mereka dilatih untuk mengidentifikasi kasus tersebut dan mencari jalan keluar terbaik untuk masalah tersebut namun dengan caranya sendiri dan dengan gaya belajar yang mereka sukai. Banyak pembelajar yang kelihatannya apatis akan menjadi lebih antusias ketika pembelajaran disampaikan dan dilakukan dalam gaya yang lebih mereka sukai. Dengan memberikan variasi yang terus menerus dan memaparkan kepada para pembelajar dengan berbagai macam gaya pembelajaran, paparan tersebut akan membantu mereka menjadi pembelajar yang fleksibel. Kita juga dapat menciptakan opsi bagi pembelajar supaya mereka terberdayakan untuk belajar secara efektif dan efisien. Dengan gaya yang lebih mereka sukai. dengan begitu dalam prosesnya mencari jalan keluar dari masalah yang diberikan kepada mereka, peserta didik akan mengalami masa dimana mereka harus berpikir kritis dan keras untuk menemukan solusi dari kasus yang mereka terima. Secara tidak langsung otak mereka akan terberdayakan kreatifitasnya untuk mengatasi masalah.
Penerapan studi kasus dengan fleksibilitas gaya belajar dan pembelajaran ini sebagai contoh misalnya dengan langkah-langkah sebagai guru kita harus memulai kelas dengan cara yang menimbulkan gairah belajar bagi anak didik, misalnya dengan menanyakan kabar mereka hari ini, menciptakan suasana kelas senyaman mungkin dan tidak membosankan, bernyayi bersama sebagai pengantar ke dalam materi yang akan diajarkan hari itu, berusaha seramah mungkin dengan anak didik. Hal-hal tersebut akan membangkitkan pikiran-pikiran positif di benak peserta didik. Kemudian masuk ke dalam materi, peserta didik dibebaskan mencari dan menerima materi yang akan diajarkan, kemudian memberikan masalah kepada peseta didik (mengapa tumbuhan tidak berpindah tempat, apakah tumbuhan dapat menerima rangsang dan masalah-masalah lainnya), mereka akan mencari dan menjawab masalah-masalah tersebut dengan cara dan gaya belajar yang mereka sukai hingga mereka akan berkreatif menemukan solusi yang memuaskan atau rasa ingin tahu mereka.
Pembelajaran yang seperti ini juga memiliki kekurangan. Karena apabila pembelajaran seperti ini diterapkan, guru harus mencurahkan perhatiannya sepenuhnya kepada masing-masing individu karena tentunya gaya belajar siswa satu dengan yang lainnya berbeda dan semua peserta didik juga membutuhkan bimbingan dari guru, jadi mungkin akan memakan banyak waktu dan biaya kerena menuntut peralatan yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas untuk memenuhi gaya belajar dari setiap masing-masing siswa. Dan pembelajaran seperti ini akan memanjakan siswa yang malas menerima dan menyelesaikan tugas, karena mereka merasa diberi kebebasan dalam menyelesaikan tugas dan mereka bisa semaunya sendiri dalam mengerjakan tugas. Pada intinya siswa yang malas akan semakin malas karena adanya kebebasan dalam belajar.
Akan tetapi menurut saya pembelajaran seperti ini memiliki banyak kelebihan, pembelajar akan dengan senang hati menerima materi dan tugas karena mereka diberi kebebasan untuk menyelesaikannya dengan gaya belajar yang mereka kuasai namun dapat melatih otak mereka untuk berfikir secara kritis dan kreatif tanpa rasa tertekan dan keterpaksaan. Pembelajaran seperti ini juga dapat membuat siswa terpusat perhatiaanya pada objek materi yang diajarkan, siswa dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya dalam menyelesaikan masalah. Maka diharapkan dengan begitu akan mencapai hasil yang maksimal. Selain itu juga diantara guru dan siswa  dengan siswi dapat tercipta hubungan saling mengharagai gaya belajar dan pembelajaran masing-masing.

























 “ KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS “

1.Hakikat mengelola kelas
Ø      Pengelola kelas ( classroom management ) berdasarkan pendekatannya diklasifikasikan tiga pengertian, yaitu:
a.       Pendekatan otoriter ( outoriter yapproach)
b.      Pendekatan permisif ( permissive approach)
c.       Pendekatan modifikasi tingkah laku.
Pengertian :
a.Pendekatan otoriter adalah kegiatan pendidik untuk mengontrol tingkah laku peserta didik, pendidik berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplinan kelas.
b.Pendekatan pirmisif adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Peran pendidik adalah bagai mana menciptakan kondisi peserta didik merasa aman untuk melakukan aktifitas didalam kelas.
c. Pendekatan modifikasi tingkah laku adalah pendekatan yang didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku yaitu upaya pendidik untuk mengembangkan dan memfasilisasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari pesert didik dan berusaha memaksimalkan mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh peserta didik.

2. Pengelolaan dan pembelajaran
a. Pengelolaan dan pembelajaran berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama untuk tujuan pencapaian pembelajaran.
b. Pengelolaan pada aspek pengaturan ( management) lingkungan pembelajaran.
c. Pembelajaran (intruction) penekanannya pada aspek mengelola atau memproses materi pembelajaran.

3. Komponen-komponen pengelolaan kelas
Modul tindakan meliputi:
a.Preventif
·        Upaya disini yang dilakukan mungkin yang dilakukan oleh pendidik untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran.
·        Tanggap atau peka, kemauan pendidik merespon perilaku atau aktifitas yang dianggap akan menganggu pembelajaran.
·        Perhatian, selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktiftas  lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul.
b.Refresif
·       Kemampuan pendidik untuk mengatasi, mencari dan menentu solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajan.
c.Modifikasi tingkah laku
·       Modifikasi tingkah lakuyaitu tingkah laku dapat di amati.
·       Pengelolaan kelompok yaitu menangani permasalah hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan berbagai komponen atau unsur yang terikat.