Senin, 09 Januari 2012

ANALISIS KESALAHAN DALAM BERBAHASA


KESALAHAN DALAM BERBAHASA

Essai yang berjudul “Pengarang yang Tumbuh di Tengah Konflik” karya Korrie Layun Rampan adalah sebuah kritik sastra. Kesimpulan tersebut berdasarkan pengertian kritik sastra itu sendiri dan aspek-aspek yang ada dalam kritik sastra. Dari pengertian kritik sastra sudah jelas bahwa kritik sastra adalah sebuah penghakiman terhadap sebuah karya sastra, penilaan baik atau buruknya sebuah karya sastra. Essai Korrie Layun Rampan ini sudah jelas melakukan penghakiman dan memberikan penilaian baik buruk terhadap cerpen “Komponis Tua” karya B. Soelarto. Kejelasan
tentang penghakiman dan penilaian baik buruk tersebut akan terungkap dalam pembahasan aspek-aspek kritik sastra yang akan dibahas.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas essai yang berjudul “Pengarang yang Tumbuh di Tengah Konflik” karya Korrie Layun Rampan adalah sebuah kritik sastra dinilai dari pengertian kritik sastra dan aspek-aspek kritik sastra.
          Adapun aspek-aspek kritik sastra adalah sebagai berikut:

1.Informasi umum tentang objek yang ditulis.
          Informasi umum ini sudah jelas ditulis dalam essai tersebut. Informasi tersebut menjelaskan bagaimana objek yang ditulis yaitu cerpen yang berjudul “Komponis Tua” adalah sebuah cerpen yang ditulis dengan teknik sketsa dengan gaya karikatural. Digambarkan juga bahwa cerpen tersebut membuat pembaca seperti memasuki sebuah latar dengan gambar-gambar yang hidup, dengan penciptaan suasana yang mewakili sebuah zaman pada situasi tertentu.

2. Analisis.
          Telaah yang dilakukan oleh Korrie sudah mewakili pembaca untuk memahami isi cerpen “Komponis Tua” karya B. Soelarto yang menggambarkan kehidupan dan peristiwa-peristiwa politik seputar zaman pemberontaan G30S/PKI yaitu perselisihan dua kubu besar pada zaman itu antara Lekra/PKI dengan tokoh-tokoh seniman dan budayawan. PKI mempertahankan ideologi realisme sosialis sedangkan tokoh seniman dan budayawan gigih dengan ideologi humanisme universal. Korrie menguraikan setiap bagian dan unsur cerpen “Komponis Tua” sehingga pembaca mampu ‘membaca’ situasi pada masa itu.

3. Interprestasi
           Korrie memberikan penafsiran terhadap cerpen “Komponis Tua” sebagai perlawanan terhadap tiran politik yang pada waktu itu menjadi kekuatan utama. Perlawanan B. Soelarto yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu sebagai akibat dari pelarangan segala bentuk karya seni, karya sastra dan segala bentuk hasil seni dan hasil budaya yang tidak mencerminkan ideologi realisme sosialis oleh Lekra. Dengan kekuatan sastra B. Soelarto terus melawan.

4. Penilaian
           Korrie Layun Rampan memberikan penialian terhadap cerpen “Komponis Tua” karya B. Soelarto sebagai cerpen yang mempunyai kekuatan dengan tema perlawanan dan optimisme. Cerpen yang memaparkan kehidupan politik dengan kekuasaan tirani tetapi tidak mampu mengalahan psikis para tokoh meskipun secara fisik dapat dibekuk.

2.) Jika dilihat dari bentuknya kritik sastra ini adalah kritik terapan atau praktek kritik karena           Korrie melakukan interprestasi terhadap cerpen “Komponis Tua” dan sekaligus menilai sastrawannya sendiri yaitu B. Soelarto dan menyebutkannya sebagai seorang penulis cerpen sketsa yang cukup kuat.

           Tulisan yang berjudul “Terobosan Baru Musikalisasi Puisi” karya Rani Purnamasari bukan merupakan kritik sastra tetapi mungkin lebih tepat jika dinamakan kritik musik atau kritik pentas. Objeknya sendiri adalah musikalisasi puisi yang memang sudah bisa dikategorikan sebagai bagian dari proses kreatif karya sastra. Sudah ada informasi tentang objek tersebut tentang kapan dan di mana, dan sebagainya. Begitu juga dengan interprestasi dan penilaian terhadap objek. Tetapi yang menjadi masalah, analisis yang dilakukan bukan terhadap musikalisasi puisi yang seharusnya mengupas bagaimana puisi itu dibawakan, tetang isi puisi itu serta hal-hal lain yang berkenaan dengan unsur-unsur karya, segi-segi karya yang seharusnya dikaji dan dijabarkan untuk memperoleh pemahaman pembaca. Contoh sederhananya begini, Rani menjelaskan bahwa dalam musikalisasi itu dibawakan puisi-puisi yang bernuansa duka. Kemudian musik yang disajikan pun selaras dengan suasana puisi dan intonasinya pun sesuai pula, dan sebagainya. Tetapi analisis yang dilakukan lebih ke persoalan teknis dari pementasan tersebut seperti tata letak lampu, komposisi personil serta sudut pandang atas penampilan musikalisasi tersebut, sama sekali tidak masuk ke wilayah yang berkenaan dengan puisi itu sendiri. Begitu juga dengan interprestasi dan penilaian yang dilakukan. Hal ini mungkin karena Rani lebih menitik beratkan analisis pada segi teknis maka interprestasi dan penilaian yang dilakukan pun hanya sebatas pada segi teknis dan petunjukan saja tida sampai pada pengkajian proses kreatif karya sastra. Kesimpulannya adalah, Rani Purnamasari menilai pementasan tersebut sebagai hiburan.

Kesalahan dalam Berbahasa

           Pengajaran bahasa merupakan hal yang sangat kompleks. Pengajaran bahasa dalam praktikya tidak akan lepas dari yang namanya kesalahn-kesalahan berbahsa. Kesalahan bahasa yang meliputi berbagai aspek ini adalah hal yang paling sulit untuk dapat dipahami oleh para pelajar atau pembelajar bahasa. Hal tersebut lebih dikarenakan karena perelu ketelitian yang sangat tinggi untuk dapat mengatasai segala kesalah-kesalahn berbahasa tersebut.

Pengajaran bahasa kini lebih banyak difokuskan pada kegiatan siswa belajar. Pengajaran bahasa yang berfokus pada kegiatan guru dalam mengajar telah lama dikritik banyak orang. Setiap ada kegagalan dalam belajar anak faktor penyebabnya selalu dicari pada guru dan pengatasannya pun selalu dilakukan dari sisi guru. Akibat cara berpikir seperti itu, kegagalan belajar bahasa anak selalu terjadi sepanjang zaman dan tidak pernah teratasi secara tuntas.

Analisis pengajaran bahasa dapat dilakukan berdasarkan pendekatan psikologis dalam belajar bahasa. Acuan teori psikologi yang dipakai sebagai dasar untuk menganalisis belajar bahasa antara lain psikologi behaviorisme, psikologi kognitivisme, dan psikologi mentalisme.

Teori analisis kesalahan berbahasa merupakan koreksi kritis terhadap teori konstratif, bahwa pengajaran bahasa mengkontraskan kedua sistem bahasa kadang-kadang tidak ada manfaatnya., dan hanya akan membuang-buang waktu saja. Analisis kesalahan berbahasa berasumsi bahwa pengajaran bahasa hendaknya lebih difokuskan pada frekuensi terbesar kesalahan berbahasa pembelajar. Penelusuran faktor-faktor penyebab kesalahan serta jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar jauh lebih penting karena dapat dipergunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kesalahan belajar dan kesalahan berbahasa pembelajar.
Berikut ini beberapa kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari :

1. Mistake (salah)
             Merupakan penyimpangan struktur lahir yang terjadi karena penutur tidak mampu menentukan pilihan penggunaan ungkapan yang terjadi situasi dengan situasi yang ada.
Mistake/ kekeliruan, terjadi ketika seorang pembelajar tidak secara konsisten melakukan penyimpangan dalam berbahasa. Kadang-kadang pembelajar dapat mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-kadang mereka membuat kekeliruan dengan mempergunakan kaidah/norma dan bentuk-bentuk yang keliru.
Contoh :
”Rasanya panas. Kalau malam tidur di kamar, harus pakai kipas terus,” kata Nining.
Analisis : Kalimat rasanya panas untuk menggambarkan situasi udara yang panas adalah kurang tepat atau dapat dikatakan adanya kekurangtepatan penggunaan ungkapan terhadap situasi tersebut. Maka dari itu kalimat tesebut masuk dalam mistake. Seharusnya ungkapan tersebut meggunakan ungkapan ” Udaranya panas” agar lebih tepat.
• Dengan amblesnya tanggul tersebut, saat ini permukaan lumpur yang...
Analisis : penggunaan kata ambles dalam konteks tersebut adalah kurang tepat. Ungkapan tersebut masih sangat terpengaruh bahasa jawa.

2. Selip
            Merupakan penyimpangan bentuk lahir karena beralihnya pusat perhatian topik pembicaraan secara sesaat (kelelahan bisa menimbulkan selip bahasa). Dengan demikian selip bahasa terjadi secara tidak disengaja.
Kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh lapses tidak memiliki implikasi paedagogis yang berbahaya. Lapse, selip lidah, diartikan sebagai bentuk penyimpangan yang diakibatkan karena pembelajar kurang konsentrasi, rendahnya daya ingat atau sebab-sebab lain yang dapat terjadi kapan saja dan pada siapa pun.
Contoh :
• ” Menjual barang tidak bisa memaksa orang membeli,” ujar Fauzi Aziz
Analisis : Selip bahasa terjadi pada kalimat tersebut. Selip terjadi karena kekurangtepatan kalimat yang digunakan yaitu kata yang diucapkan kurang. Seharusnya kata tersebut mendapat tambahan satu kata lagi agar tidak termasuk dalam selip bahasa. Kata yang dimaksud adalah kata untuk. Akan menjadi tidak selip ketika diucapkan ” Menjual barang tidak bisa memaksa orang untuk membeli”.

3. Silap
         Merupakan penyimpangan bentuk lahir dari struktur baku yang terjadi karena pemakai belum menguasai sepenuhnya kaidah bahasa. Faktor yang mendorong timbulnya kesilapan adalah faktor kebahasaan yang mengikuti pola-pola tertentu.
Contoh :
• ”Semuanya sudah empat kali kejadian sama dengan yang sekarang ini.”
Analisis : Kalimat tersebut mengalami silap bahasa karena dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan struktur dan kaidah kalimat dalam bahasa Indonesia yang benar. Kalimat tersebut akan bisa dikatakan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar jika ” Semuanya sudah empat kali terjadi, termasuk yang sekarang ini.
• Lokasi kejadian jauh dari permukiman warga, ....
Analisis : Kata permukiman dalam kalima tersebutmengalami silap bahsa. Silap dalam kaliamt tersebut kemungkinan terjadi karena kekurangpahaman akan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Seharusnya kata permukiman diganti dengan kata pemukiman agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang benar atau tidak silap.
• Ayah dua anak itu seakan tidak memedulikan lumpur gas yang mnenyembur sekitar 20 meter dari warungnya.
Analisis : Kata dalam kalimat tersebut ada yang mengalami silap bahasa. Kata memedulikan tersebut seharusnya tidak digunakan dan diganti dengan kata memperdulikan.

4. Kalimat Rancu
            Adalah kalimat yang struktur atau bagianya ada yang rancu atau tidak sesuai penempatanya.
Contoh :
• Pemerintah pun mulai menggaungkan dukungan kepada industri kreatif.
Analisis : Kata menggaungkan secara makna kurang tepat atau rancu jka diterapakan dalam kalimat tersebut. Kata menggaungkan tersebut dapat diganti dengan kata ” menyampaikan, menyerukan dsb.
• Jalan Raya Porong yang terletak bersebelahan di sisi barat tanggul kolam lumpur terus menurun hingga 80 sentimeter sejak ditinggikan September 2008.
Analisis : Kalimat tersebut memiliki struktur yang rancu dan kurang bisa dipahami.

5. Kalimat Ambigu

            Merupakan kalimat yang memiliki makna lebih dari satu/ membingungkan/ ambigu.
Contoh :
• Menurut Emi, salah seorang pemilik ruko yang terbakar, gudang oli itu mulai beroperasi sejak dua tahun lalu.

            Analisis : Kalimat tersebut merupakan kalimat yang ambigu atau menimbulkan tafsir ganda. Letak keambiguan dari kalimat tersebut adalah kita dapat menafsirkan makna kalimat tersebut dalam dua versi makna yaitu Emi ikut terbakar atau Emi hanyalah salah seorang dari pemilik ruko yang ikut terbakar.
• Muncul ikhtiar untuk mengedepankan produk-produk budaya dan berbasis teknologi, memvisualisasikanya kepada masyarakat banyak melalui pameran.
Analisis : Kalimat tersebut memiliki makna ganda atau ambigu. Keambiguan tersebut dapat kita rasakan ketika memaknai kalimnat tersebut. memvisualisasikanya kepada masyarakat atau banyak melalui pameran.

6. Adopsi
           Adalah mengambil semuanya dengan tidak mengurangi dan tidak menambahi.
Contoh :
• Amblesnya tanggul setinggi 11 meter itu......
Analisis : Kata meter merupakan kata yang diadopsi dari kata dalam bahasa inggris, yaitu meter.
• Menyusul tertangkapnya imigran asal Iran dan pakistan.
Analisis : Kata imigran merupakan kata hasil adopsi dari kata asing. Pengambilan yang dilakukan pada kata tersebut dilakukan secara utuh yaitu imigran.
• Kekurangan biaya sebagai dampak krisis keuangan global. .......
Analisis : Kata global adalah kata yang diadopsi dari kata dalam bahasa inggris. Kata tersebut diambil secara utuh untuk menyebutkan maksud yang sama.

7. Terjemahan
            Adalah interpretasi makna suatu teks dalam suatu bahasa ("teks sumber") dan penghasilan teks yang merupakan padanan dalam bahasa lain ("teks sasaran" atau "terjemahan") yang mengkomunikasikan pesan serupa. Terjemahan harus mempertimbangkan beberapa batasan, termasuk konteks, aturan tata bahasa, konvensi penulisan, idiom, serta hal lain antar kedua bahasa.
Secara tradisional terjemahan merupakan suatu kegiatan manusia, walaupun banyak upaya telah dilakukan untuk mengotomatisasikan penerjemahan teks bahasa alami (terjemahan mesin, machine translation) atau menggunakan komputer sebagai alat bantu penerjemahan (penerjemahan berbantuan komputer, computer-assisted translation).
Mungkin kesalahpengertian utama mengenai penerjemahan adalah adanya suatu hubungan "kata-per-kata" yang sederhana antara dua bahasa apa pun, dan karena itu penerjemahan sering dianggap langsung dan merupakan suatu proses mekanis. Pada kenyataannya, perbedaan historis antar bahasa sering memberikan perbedaan ekspresi antar keduanya.
1.      Contoh :
• Pencuri telepon genggam itu akhirnya diserahkan kepada polisi setelah dihajar warga.
Analisis : Kata telepon genggam merupakan bentuk terjemahan. Dikatakan bentuk terjemahan karena kata tersebut didapat dari menerjemahkan kata hand phone (telepon tangan/genggam) yang merupakan kata aslinya.
8. Adaptasi
          Adalah menyesuaikan bentuk maupun lafalnya. Istilah “adaptasi” merupakan bahasa itu yang ber-/di adaptasi (oleh banyak faktor: lingkungan, geografis, dsb) sehingga menyebabkan variasi-variasi baik dalam bentuk atau pemakaiannya.
Contoh :
• Bahwa produk kreatif karya anak bangsa banyak yang unik.

Analisis : Kalimat tersebut menagndung dua kata yang mengalami adaptasi dari kata asing. Kata tersebut adalah produk yang berasal dari kata product. Selain kata tersebut adaptasi juga terjadi pada kata kreatif yang di adaptasi dari kata creative.



PANDANGAN TERHADAP PROGRAM STUDI,FKIP,UIR

v     PANDANGAN TERHADAP PROGRAM STUDI
Menurut pandangan saya, dosen pembimbing pada program studi Perencanaan Pengajaran Bahasa Lanjut ini baik dan berwibawa serta cara mengajarnya  cerdas dan teliti sehingga para maha siswa dan siswi dalam proses belajar cukup serius dan berjalan dengan baik.
Saya sangat terharu dengan dosen ini. Disamping dia baik, dalam penilaian dia tidak pandang bulu kepada maha siswa dan siswinya menurut dia semuanya sama. Terkadang ia kesal dan marah apabila ada salah seorang pelajar yang tidak mematuhi peraturan yang sudah ia tentukan. Beliau marah agar semua maha siswa dan siswinya tidak sewenang- wenang melakukan tindakan atau perbuatan yang tidak baik. Beliau menginginkan semua siswa dan siswinya dapat mematuhi segala peraturan yang sudah ditertibkan pada Universitas Islam Riau.
Beliau melakukan ini semua demi kebaikan kita, apa lagi kita semua calon pendidik( guru) kapan lagi kita belajar kalau tidak diawali dari sekarang.
Pada dasarnya dosen program sudi Perencanaan Pelajaran Bahasa Lanjut ini cukup baik dan tegas didalam proses mengajar. Terkadang apabila kita sudah merasa lelah dalam proses belajar beliau membuat cerita yang lucu dan itu sudah membuat kita merasa terhibur, dan itu yang membuat saya tidak bosan didalam proses belajar.


v     PANDANGAN TERHADAP FKIP
Pandangan mengenai fkip uir sudah cukup baik, kedisiplinan, ketertiban, kebersihan lingkungan serta peraturan – peraturan yang telah diterapkan didalam kampus fkip sudah berjalan dengan baik. Namun ada beberapa bagian masalah mengenai kerusakan gedung fkip seperti kerusakan pada jendela, kursi meja dan lain-lainnya yang perlu dibenahi kembali.dan dari segi posirif ada beberapa penambahan pembangunan pada gedung fkip yang mewah. Mudah- mudahan kedepannya menjadi lebih baik lagi.


v     PANDANGAN TERHADAP UIR ( Universitas Islam Riau )
Pandangan mengenai Uir ( Universitas Islam Riau ) ini sudah bernilai positif cukup bagus dan baik.
Dengan di dirikannya gedung – gedung uir dari yang awalnya gedung yang cukup sederhana hingga kini menjadi gedung yang megah dan mewah. Serta keindahan penghijauan seperti dengan adanya taman dan terjaganya suatu kebersihan lingkungan sekitar maka semakin terlihat indah karena kebersihan dan keindahan itu sangatlah berharga, di Universitas Islam Riau.
Akan tetapi dari segi nilai negatifnya yaitu terkadang dengan keadaan parkir kendaraan yang kurang memadai atau tidak beraturan. Itulah yang membuat kurang adanya suatu ketertiban dan pada akhirnya ada sesuatu yang tidak diinginkan seperti hilangnya kendaraan bermotor. Itu semua karena kurang adanya ketelitian serta tertibnya didalam seorang pengendara ditempat parkir.
Mudah-mudahan kedepannya menjadi lebih baik lagi.




Sabtu, 07 Januari 2012

KRITIK SASTRA

Judul Buku: Mozaik Sastra Indonesia
Oleh: Faiz Manshur
 sebagian orang masih punya pendapat, sastra adalah bidang marginal, terkucil dari gegap-gempita kesenian panggung dan televisi sekarang ini. Kita hanya menyaksikan eksistensi sastra pada panggung-panggung mini, atau acara bedah buku, temu penulis dengan pembaca yang pengunjungnya bisa kita hitung dengan jari.Namun, biar begitu adanya, eksistensi sastra bukan tidak berguna. Sastra bercita rasa tinggi, akan sangat penting manfaatnya sebagai kontrol terhadap kesenian (bahkan kebudayaan) hasil produk pasar bebas yang serbainstan, imitatif, pasaran, dan rendah nilai estetiknya. Tentu, untuk membangun sastra yang berkualitas, kritik sastra harus ditempatkan pada sentral diskursus. Beragam perspektif harus disiapkan untuk melihat sesuatu yang tidak pernah kita duga-duga. Hadirnya buku ini tentu penting bagi pembaca untuk lebih mudah melihat keragaman analisis para pegiat sastra, kritikus dan akademis yang selama ini serius terlibat dan meneliti perkembangan sastra Indonesia.
Melalui proses seleksi yang cukup serius, sang editor Kinayati Djojosuroto mengemas 21 esai karya dari 21 kritikus sastra menjadi satu buku berjudul Mozaik Sastra Indonesia. Di dalamnya memuat karya-karya dua generasi. Generasi tua diwakili Asrul Sani, Arief Budiman, Abdul Hadi WM, dan Wilson Nadeak. Sedangkan para kritikus sastra muda yang hadir adalah Agus R Sarjono, Agus Noor, Ahmad Subhanuddin Alwy, Binhad Nurrahmat dan lain-lain. Ada juga tulisan dari para akademisi seperti Maman S Mahayana, Sunaryo Basuki Ks, Suroso, dan Yusrizal Kw.
Tulisan-tulisan yang terkumpul di dalamnya berasal dari naskah-naskah yang pernah diterbitkan di media cetak seperti Majalah Horizon, Kompas, Republika, Media Indonesia dan lain-lain.
Antologi ini diklasifikasi menjadi 6 topik. Bab pertama membicarakan tentang sastra dan konteks. Perbincangan dalam bab ini mengarah pada keterkaitan antara sastra, politik, sosial, dan ideologi. Artinya, pengarang ingin menyampaikan realitas sosial-politik, religi dan budaya dalam bingkai sastra. Esai-esai pada bagian ini setidaknya akan menyegarkan dahaga dunia sastra Indonesia yang selama ini mengalami kekurangan kritik sastra.
Bagian kedua, menyoal sastra dan imajinasi, di mana pembicaraan seputar peranan imajinasi dalam karya sastra ditelaah secara detail dan mendalam. Bagian ketiga, sastra dan pluralisme, menyoroti kreativitas karya sastra yang selalu terikat oleh variabel lain yang berdampak pada sukses atau gagalnya sastrawan dalam mengomunikasikan bahasa. Dijelaskan, sastra tanpa media komunikasi akan mati, pembaca tidak akan bisa menikmati. Masih serupa dengan perbincangan sastra dan konteks, soal pluralisme, demokrasi, dan hak asasi manusia cukup banyak dibicarakan dalam bagian ini.
Pada bagian keempat, Mozaik Sastra Indonesia, pembaca akan disuguhi proses kreatif para penulis sastra dalam menciptakan percikan-percikan ide yang memiliki nilai estetika puisi. Di dalam bab ini, pembicaraan tentang kesaksian kreatif berpuisi dalam memahami warna lokal sastra, latar sosial, dan religi dalam karya sastra juga mendapat tempat.
Bagian kelima, membahas soal sastra cyber. Hadirnya teknologi informasi di Indonesia berdampak pada perkembangan sastra dengan wajah baru dan unik. Sastra cyber merupakan fenomena penting yang tidak mungkin diabaikan dalam perbincangan sastra Indonesia. Era cyber telah menjadikan komunikasi antarmanusia lebih cepat. Seiring dengan itu, para sastrawan baru pun bermunculan melalui internet. Pembicaraan sastra cyber pun makin menarik karena ternyata mempunyai ciri khas yang berbeda dengan sastra media cetak.
Bagian keenam kita akan diajak bertamasya pada proses kreativitas pengarang. Tema ini selalu menjadi topik hangat yang selalu dibutuhkan, terutama sastrawan pemula. Dari sini kita akan melihat tentang suka-duka sastrawan dalam memproduksi ide penulisan.
Seperti yang pernah di katakan oleh Radhar Panca Dahana, ”Sastra memang semestinya dikembalikan kepada pembaca, baik secara teoretis maupun praktis.” Di tingkat teoretis penyingkiran pembaca dalam penelaahan sastra, membuat sastra itu sendiri hanya berputar dalam lingkaran analitik antara para kritikus, ambisi penerbit, atau biografi pengarangnya. (Faiz Manshur, jurnalis tinggal di Jakarta).

PANDANGAN TERHADAP PENDIDIKAN



Pendidikan itu sangat penting bagi kita semua, sebab  pendidikan merupakan suatu yang sangat  berguna bagi semua manusia karena pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup manusia. yang awalnya sebagai manusia yang bodoh menjadi pintar dan yang awalnya miskin menjadi kaya , tidak lepas dari semua itu suksesnya sebuah pendidikan berawal dari sebuah keinginan dan pengorbanan manusia itu sendiri, karena semua itulah yang menentukan sebuah mutu pendidikan seseorang ataupun dalam ruang lingkup yang sangat luas yaitu negara .

            Pentingnya sebuah pendidikan yang kita perolah dari manapun kita berada itulah yang dapat menjadikan kita sukses dalam menjalani hidup di sebuah negara apabila pendidikan yang diperoleh seseorang itu rendah tidak jarang orang yang melihatnya itu menghina dan mencaci maki orang tersebut padahal kalau kita sudah mengetahui orang tersebut berpendidikan rendah kita manusia yang bermartabat membantunya untuk memberikan ilmu  agar pengetahuan dan pendidikan yang dimilikainya dapat  bertambah minimal diberi keterampilan agar bisa membuat sebuah keterampilan yang membuat seseorang tersebut naik pendidikannya .

             Tingkat pendidikan seseorang itu berbeda-beda sehingga mempengaruhi tingkat pendidikan sebuah negara, apabila negara itu maju bisa dipastikan negara tersebut memiliki pendidikan yang bermutu tinggi dan apabila negara itu terlihat miskin dapat diprediksi bahwa negara tersebut memiliki mutu pendidikan yang rendah.

              Banyak negara yang menginginkan mutu pendidikannya itu tinggi, sehingga rakyatnya bisa mengangkat harkat dan martabat negaranya namun perlu kita fikirkan semua keinginan yang diimpikan oleh negara tersebut hanya mimpi belaka kalau negara itu sendiri tidak menghargai dan melakukan sebuah tindakan yang signifikan sehingga dapat menjadikan negara tersebut mempunyai mutu pendidikan yang bagus , kalau negara tersebut hanya menginginkan tetapi tidak ada tidakan yang bagus percuma saja keinginannya tidak akan tercapai.

              Sebagai contohnya banyak sekali anak-anak jalanan di sebuah negara yang tidak mengenyam pendidikan sedikitpun padahal pemerintah di negara-negara tersebut menginginkan negaranya menjadi maju tetapi negara tersebut tidak maksimal melakukan tindakan yang dapat meningkatkannya , kalau saja pemerintah sedikit meningkatkan kepedulian terhadap mereka semua, dana yang ada di pergunakan secara maksimal pasti pendidikan bisa menjadi maju.

                

Di zaman yang modern ini, jika pendidikan yang di dapat itu rendah pasti akan tertindas marilah kita semua meningkatkan kepedulian kepada mereka semua yang kurang peduli terhadap suatu pendidikan, apabila kita mampunyai suatu pendidikan yang baik maka kita akan dihargai atau dihormati oleh suatu masyarakat.

CERITA TEMAN SATU KOS

CERITA TEMAN SATU KOS

Dalam satu kos kami tinggal bersama, dan dikos ini saya dan tema-teman saya sangat dekat dengan ibu kos.Ibu kos disini sangat baik, bahkan saya dan teman-teman saya sudah dianggap sebagai keluarga dikos ini. Begitu juga saya telah menggangkap buk kos disini sudah sebagai orang tua saya sendiri. Dikos ini juga teman-teman saya sangat baik dan saling perhatian satu sama lain.Apa bila di antara kami ada yang berbuat salah kami disini saling menasehati satu sama lainnya.
Pada saat itu ada teman saya yang bernama anggun dia sedang ada masalah dengan teman satu kos kamarnya yaitu bernama dina, dia ditinggal pergi oleh dina dan sudah beberapa minggu ia tidak ada kabar dan tidak juga pulang kekos, lalu  anggun telfon dia tidak juga diangkat oleh dina disms tidak dibalas, tidak lama kemudian dina pulang untuk menjemput barang-barang dia dan ternyata diam-diam dia pindah dari kos ini. Anggun pun menangis melihat tingkat laku dina yang seenaknya saja mengambil keputusan seperti itu, tanpa memikirkan perasaan temannya.
Dan setelah itu anggun menetaskan air mata karena dia merasa kecewa dengan teman satu kamarnya. Sayapun berusaha untuk menghibur dia dan menasehati dia semua ini pelajaran buat dia agar lain kali jangan sampai salah memilih teman.Setelah itupun kami berpelukan dan untuk mencoba belajar dari kesalahan.


Kamis, 05 Januari 2012

cerita tentang keluarga


CERITA TENTANG KELUARGA
Dalam satu keluarga, saya adalah anak terakhir dari 4(empat) bersaudara.  Kakak saya yang pertama dan yang kedua  menyelesaikan pendidikan hanya dibangku smp, dan sekarang kakak saya semuanya telah berkeluarga. Dan sekarang sayalah satu-satunya harapan kedua orang tua saya. Saya tidak ingin mengecewakan kedua orang tua saya, saya selalu dinasehati  yang terbaik  dan selalu diberikan motivasi oleh  kedua orang tua  agar saya selalu semangat dalam menuntut ilmu serta menjalankan aktifitas sehari-hari.
Orang tua saya tidak ingin kecewa yang kedua kalinya,sebab kakak saya yang ketiga dulu dia pernah kuliah di Universitas Islam Riau, dia mengambil jurusan Fkip Akutansi tetapi sampai semester 2 , setelah itu dia tidak melanjutkan kembali. Maka dari itu kedua orang tua saya sangat kecewa dan ia tidak menginginkan saya mengikuti  jejak  kakak saya. Saya tidak pernah berfikir akan mengecewakan pengorbanan kedua orang tua saya yang selama ini telah membiayai sekolah saya dari taman kakak-kanak hingga perguruan tinggi sekarang ini. Justru saya ingin sekali membahagiakan dan membuat mereka bangga terhadap saya,  dengan berhasilnya cita-cita yang saya inginkan selama ini  yaitu menjadi guru. Cita-cita saya sejak kecil yaitu ingin menjadi pengajar Bahasia dan Sastra indonesia.
Mudah-mudahan apa yang selama ini saya inginkan dapat terwujud serta do’a yang selalu saya persembahkan kepada Allah Swt dapat didengar dan di kabulkan oleh Allah Swt, Amin.